The Beloved Teachers (Guru yang Dicinta dan Dirindu) | ORBITINDONESIA.COM
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
ENGLISH POEM
The Beloved Teachers
By Leni Marlina
[Poetry Community of Indonesian Society Inspiration; Poetry-Pen International Community; Indonesian Writers Satu Pena West Sumatra, Indonesian Creator of AI Era; Literature & Linguistic Talk Community; ACC Shanghai Huingfei International Literary Association, Translation Practice Community; English Language Learning, Literature and Literacy Community, English Department Universitas Negeri Padang]
Illustration of Leni Marlina's Poem "The Beloved and Missed Teacher".
Source of
Image: Starcom Indonesia’s Painting Collection (Assisted by AI)
/1/
Teacher, you dwell in every memory,
Among the lines of wisdom you etched on the board,
Your voice still echoes in my mind,
Though time has passed, and distance pulls us apart.
You are cherished with a love so true,
Not just for the knowledge you bestowed,
But for the sincerity you always showed,
In every smile and lesson, you gently shared.
This longing is for the light you ignited,
When our steps faltered in the dark,
You taught us how to stand tall,
And face the storms, never yielding to despair.
Now, in each stride we take, your footprints remain,
You are the shadow guiding from afar,
Though no longer visible before our eyes,
Your heart lives on in each prayer and endeavor.
/2/
Teacher, whom we love and miss,
You are the star of our hope,
Your light still guides through the thickest night,
And your warmth flows in every whispered wish.
You never truly leave us,
For our love and longing intertwine here,
In every number and letter, you taught,
In every meaning of life you revealed,
You forever dwell in our hearts.
Padang, West Sumatra
Province, Indonesia, 2000
---------------------------------------------------------------------------------
Brief Information:
This poem was originally written in 2000 and later revised, then first
published online in 2024 at https://orbitindonesia.com/detail/29690/Guru-yang-Dicinta-dan-Dirindu.
https://englishliterature.fbs.unp.ac.id/lecturers/lm-2266/
Leni Marlina is currently an active member of the Indonesian Writers Association, SATU PENA branch of West Sumatra, since its establishment in 2022; the Indonesian Creators Community in the Era of AI. Additionally, she is an active member of the International Poetry and Literature Writers Community (ACC) in Shanghai and serves as the Indonesian Poetry Ambassador for the Shanghai Huifeng International Literary Association. Leni has also been involved with the Victoria Writers Association in Australia. Since 2006, she has been dedicated to teaching English Language and Literature at the Faculty of Language and Arts, Universitas Negeri Padang.
Leni Marlina has founded and leads several small social, language, literature, and literacy communities with digital platforms including:
- World Children’s Literature Community (WCLC): https://shorturl.at/acFv1
- Poetry-Pen International Community
- PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat), the Poetry Community of Indonesian Society's Inspirations: https://shorturl.at/2eTSB; https://shorturl.at/tHjRI
- Starcom Indonesia Community (Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia): https://rb.gy/5c1b02
- Linguistic Talk Community
- Literature Talk Community
- Translation Practice Community
- English Language Learning, Literacy, Literary Community (EL4C)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Guru yang Dicinta dan Dirindu
- Senin, 21 Oktober 2024 05:00 WIBIlustrai Puisi karya Leni Marlina berjudul "Guru yang Dicinta dan Dirindu". Sumber Gambar: Starcom Indonesia's Artworks (Assisted by AI)
1)
Guru, engkau hadir dalam setiap kenangan,
Di antara baris kata yang kau titipkan di papan,
Suaramu masih bergema dalam ingatan,
Meski waktu berlalu, jarak memisahkan.
Engkau yang kami cintai dengan setulus hati,
Bukan hanya karena ilmu yang kau beri,
Tapi karena ketulusan yang tak pernah kau sembunyikan,
Dalam setiap senyum dan nasihat yang kau sisipkan.
Rindu ini adalah rindu pada cahaya yang kau nyalakan,
Ketika langkah kami masih tertatih dalam kegelapan,
Kau ajarkan kami cara berdiri tegap,
Meski badai datang, kau tak pernah menyerah.
Kini, di setiap derap langkah kami, ada jejakmu,
Kau adalah bayang yang membimbing dari jauh,
Meski tak lagi terlihat di depan mata,
Hatimu tetap hadir di setiap doa dan usaha.
2)
Guru, yang kami cintai dan rindukan,
Kau adalah bintang harapan,
Terangmu masih menuntun di tengah malam yang pekat,
Dan kehangatanmu tetap mengalir dalam setiap harap.
Engkau tak pernah benar-benar pergi,
Sebab cinta dan rindu kami tetap menyatu di sini,
Dalam setiap angka dan huruf yang kau ajarkan, dalam setiap makna hidup yang engkau tunjukkan,
Dan dalam hati, engkau selalu bersemayam.
Padang, Sumbar, 2000
.............................................
Catatan:
Penulis adalah anggota aktif perkumpulan penulis SATU PENA Sumatera Barat; Pendiri dan Ketua beberapa komunitas sosial dan sastra berbasis digital: WCLC (World Children's Literature Community); PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Pemikiran Masyarakat); Starcom Indonesia (Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia); anggota Victoria Writers, Australia; anggota ACC Hongkong international writers' community.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Menurut saya puisi ini penuh dengan rasa terima kasih dan penghormatan yang mendalam untuk seorang guru. Penulis menggambarkan guru sebagai sosok yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga memberikan cahaya dan bimbingan dalam hidup. Meskipun waktu dan jarak memisahkan, pengaruh guru tetap hidup dalam setiap langkah dan doa. Puisi ini menyentuh tentang bagaimana seorang guru meninggalkan jejak yang tak terlupakan, baik dalam ilmu maupun dalam ketulusan yang ditunjukkannya. Secara keseluruhan, ini adalah puisi tentang rasa cinta, rindu, dan penghargaan yang tak akan pudar.
BalasHapus